50 wisudawan dan wisudawati asal Parimo diharap jadi pelopor dan agen perubahan di masyarakat

waktu baca 2 menit
50 wisudawan dan wisudawati asal Parimo diharap jadi pelopor dan agen perubahan di masyarakatSebanyak 50 orang wisudawan dan wisudawati asal Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) jebolan Universitas Terbuka (UT) yang telah berprofesi sebagai guru, dapat menjadi pelopor dan agen perubahan di masyarakat, untuk mewujudkan Grand Design Pendidikan Nasional untuk mendukung Program Indonesia Emas 2045 mendatang.

50 wisudawan dan wisudawati asal Parimo diharap jadi pelopor dan agen perubahan di masyarakat

Sebanyak 50 orang wisudawan dan wisudawati asal Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) jebolan Universitas Terbuka (UT) yang telah berprofesi sebagai guru, dapat menjadi pelopor dan agen perubahan di masyarakat, untuk mewujudkan Grand Design Pendidikan Nasional untuk mendukung Program Indonesia Emas 2045 mendatang.

“Selamat atas gelar sarjana yang diraih oleh 212 wisudawan dan wisudawati yang telah melaksanakan Wisuda. Khususnya 50 Wisudawan dan wisudawati asal Parimo, jadilah pelopor dan agen perubahan di Masyarakat,” ucap Pj Bupati Parimo, Richard Arnaldo, pada acara Wisuda yang dilaksanakan UT periode ke II tahun 2023 di Mellinea Grand Ballroom Hotel Best Western Palu, belum lama ini.

Richard mengungkapkan, bahwa Pemda Parimo telah menjalin kerja sama dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) dengan UT pada tahun 2023. Dan saat ini sebanyak 225 orang mahasiswa dari Parimo tengah melanjutkan Pendidikan.

Hal Ini, merupakan bagian dari upaya Pemda dalam meningkatkan mutu Pendidikan di Parimo.

Richard menjelaskan, dari jumlah yang ada sekitar 147 orang guru asal Parimo mendapatkan beasiswa melalui anggaran APBD, sementara 78 orang lainnya memilih jalur mandiri untuk mendapatkan beasiswa.

Program beasiswa ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan kompetensi dan kualitas guru, terutama di daerah terpencil dan masyarakat pedalaman Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Selain itu, Richard turu berbicara tentang pemindahan ibu Kota Negara Indonesia ke Kalimantan Timur.

Hajat Pemerintah Pusat itu diyakini merupakan upaya maju untuk mengurangi kesenjangan pembangunan dan meratakan kesejahteraan di luar Pulau Jawa.

Oleh sebab itu, dengan pemindahan ibu Kota Negara harus direspons dengan serius oleh Pemda dan perguruan tinggi di Provinsi Sulawesi Tengah.

“Pemda Parimo yakin pemindahan ibu Kota Negara adalah langkah maju untuk merubah kesenjangan pembangunan, dan menjadikan sebaran kesejahteraan yang merata di kawasan luar Jawa. Hal ini perlu disikapi oleh kita semua, utamanya Pemda dan perguruan tinggi di Provinsi Sulteng agar menyiapkan lulusan yang handal, berkualitas, kreatif, dan inovatif guna menyongsong dan menjadi daerah penyangga ibu kota negara baru,” tuturnya.

Richart juga berpesan kepada wisudawan dan wisudawati Parimoagar dapat menunjukkan etos kerja, kompetensi, inovasi, dan mandiri dalam berkarya secara profesional demi kemajuan pembangunan daerah.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *