GIF-banner-2024

Dampak Perubahan Iklim, Antartika Kehilangan Efek Dinginnya

waktu baca 3 menit
Dampak Perubahan Iklim Antartika Kehilangan Efek Dinginnya - Meski mungkin terasa sebagai benua yang abadi dan tidak berubah, Antartika telah mengalami perubahan ekstrem yang mengkhawatirkan dalam menghadapi krisis iklim. Sebuah penelitian baru telah menggambarkan betapa perubahan ini dapat mengubah peran Antartika dari pemantul panas menjadi radiator panas bagi planet kita.

Dampak Perubahan Iklim Antartika Kehilangan Efek Dinginnya – Meski mungkin terasa sebagai benua yang abadi dan tidak berubah, Antartika telah mengalami perubahan ekstrem yang mengkhawatirkan dalam menghadapi krisis iklim. Sebuah penelitian baru telah menggambarkan betapa perubahan ini dapat mengubah peran Antartika dari pemantul panas menjadi radiator panas bagi planet kita.

Penelitian terbaru ini telah mengumpulkan bukti tentang berbagai perubahan yang sedang berlangsung di Antartika, termasuk perubahan cuaca, es laut, suhu samudra, sistem gletser, dan keanekaragaman hayati. Temuan ini mengindikasikan bahwa berbagai perubahan ekstrem tengah melanda wilayah ini.

Salah satu perubahan yang sangat mencolok adalah gelombang panas yang melanda Antartika Timur pada tahun 2022. Suhu mencapai puncak tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 38,5 derajat Celsius. Selain itu, terjadi penurunan drastis luas es laut di Antartika.

Pada musim panas 2022, luas es laut mencapai rekor terendah di bawah 2 juta kilometer persegi, sementara luasnya pada musim dingin juga mencapai rekor terendah.

“Tahun 2023 sekali lagi menjadi tahun ekstrem. Luas es laut di sekitar Antartika pada tahun-tahun normal mencapai sekitar 17 juta kilometer persegi, atau sekitar 63 kali luas Selandia Baru,” ungkap Mario Krapp, ilmuwan data lingkungan dan iklim di GNS Science.

“Namun tahun ini, kami telah menyaksikan hilangnya luas yang setara dengan ukuran sembilan Selandia Baru secara mengejutkan,” tambahnya.

Perubahan drastis dalam lingkungan ini juga membawa dampak buruk bagi keanekaragaman hayati Antartika. Suhu yang lebih tinggi berdampak pada penurunan populasi krill di Samudra Selatan, yang pada gilirannya memengaruhi rantai makanan yang ada.

Pemangsa seperti burung, paus, cumi-cumi, dan hiu paus mengandalkan krill sebagai makanan utama. Akibatnya, peningkatan kematian krill mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengakibatkan penurunan populasi binatang lain, seperti anjing laut dan ikan.

Selain itu, ada kekhawatiran lebih lanjut mengenai kemampuan Antartika untuk mendinginkan planet kita. Saat es dan salju mencair, permukaan yang lebih gelap dan kurang reflektif akan terbuka. Hal ini berakibat pada penyerapan lebih banyak sinar matahari oleh daratan dan laut, yang pada akhirnya mengurangi efek pendinginnya.

Fenomena serupa telah terjadi di Kutub Utara Belahan Bumi Utara, dan risiko semacam ini bisa juga terjadi di Antartika dalam beberapa dekade mendatang.

“Ada risiko nyata dalam beberapa tahun mendatang bahwa Antartika akan berhenti menjadi pendingin bagi planet ini dan akan beralih menjadi radiator panas,” ungkap Profesor Martin Siegert, penulis utama studi ini dan seorang ahli kutub dari University of Exeter. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Environmental Science. Perubahan di Antartika tidak hanya mempengaruhi ekosistem lokal, tetapi juga memberikan dampak global yang semakin nyata terkait dengan perubahan iklim kita.

Baca juga: Manchester City Pertahankan Skuad Utama dalam Kemenangan Atas Newcastle

Dampak Perubahan Iklim Antartika Kehilangan Efek Dinginnya - Meski mungkin terasa sebagai benua yang abadi dan tidak berubah, Antartika telah mengalami perubahan ekstrem yang mengkhawatirkan dalam menghadapi krisis iklim. Sebuah penelitian baru telah menggambarkan betapa perubahan ini dapat mengubah peran Antartika dari pemantul panas menjadi radiator panas bagi planet kita.
Dampak Perubahan Iklim Antartika Kehilangan Efek Dinginnya – Meski mungkin terasa sebagai benua yang abadi dan tidak berubah, Antartika telah mengalami perubahan ekstrem yang mengkhawatirkan dalam menghadapi krisis iklim. Sebuah penelitian baru telah menggambarkan betapa perubahan ini dapat mengubah peran Antartika dari pemantul panas menjadi radiator panas bagi planet kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *