Hubungan Antara Ukuran Otak dan Durasi Menguap pada Hewan

Perbesar

Hubungan antara ukuran otak dan durasi menguap pada hewan – Menguap bukanlah perilaku yang hanya ditunjukkan oleh manusia, melainkan juga oleh hewan. Namun, tahukah Anda bahwa ada korelasi antara ukuran otak dan durasi menguap pada hewan?

Hasil penelitian yang dilakukan pada 2021 menunjukkan hewan bertulang belakang dengan otak lebih besar dan neuron lebih banyak cenderung menguap lebih lama.

Berikut ulasan selengkapnya tentang hubungan antara ukuran otak dan durasi menguap pada hewan:

Studi Terhadap 55 Spesies Mamalia dan 46 Spesies Burung

Studi yang dilakukan ini melibatkan 1.291 data menguap terpisah yang berasal dari kebun binatang dan video online.

Para peneliti pergi ke beberapa kebun binatang untuk merekam video hewan yang sedang menguap, serta mempelajari video hewan yang menguap di platform seperti YouTube dan Facebook. Data yang terkumpul meliputi 55 spesies mamalia dan 46 spesies burung.

Dari sana, para peneliti menemukan hubungan positif antara berapa lama hewan menguap dan ukuran otaknya.

Menguap sebagai Cara Mendinginkan Otak

Hipotesis yang diajukan pada 2007 bahwa menguap adalah cara penting untuk mendinginkan otak turut diuji dalam studi ini.

Semakin besar ukuran otak, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkannya. Data yang menunjukkan bahwa mamalia lebih lama menguap daripada burung turut mendukung hipotesis ini.

Menguap adalah tindakan refleks yang sering kita lakukan ketika merasa mengantuk atau bosan. Namun, menurut penelitian terbaru, menguap juga dapat membantu mendinginkan otak.

Para peneliti telah menemukan bahwa saat seseorang menguap, udara dingin yang masuk ke dalam mulut akan menyebar ke seluruh bagian otak, membantu menurunkan suhu tubuh dan mendinginkan otak.

Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa menguap bisa menjadi indikator kesehatan otak seseorang. Mereka menemukan bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan menguap, semakin besar ukuran otak seseorang.

Hal ini menunjukkan bahwa otak yang lebih besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendinginkan diri setelah menguap.

Penemuan ini memiliki implikasi penting bagi penelitian dan pengobatan penyakit neurologis, seperti epilepsi dan migrain. Saat seseorang mengalami epilepsi atau migrain, otaknya mengalami peningkatan suhu yang bisa memicu serangan.

Dengan mengetahui bahwa menguap dapat membantu mendinginkan otak, para peneliti dapat mempelajari lebih lanjut bagaimana menguap dapat digunakan sebagai cara untuk mencegah atau mengatasi serangan tersebut.

Meskipun begitu, perlu diingat bahwa menguap tidak selalu menandakan kesehatan otak yang baik. Beberapa kondisi medis dan psikologis dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menguap, seperti kelelahan, stres, dan depresi.

Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengambil kesimpulan sendiri dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah kesehatan yang berkaitan dengan menguap.

Kesimpulannya, menguap memang kerap dianggap sebagai tanda bosan, namun perilaku ini juga dapat membantu hewan untuk mendinginkan otak dan termoregulasi tubuh.

Studi terhadap hewan dengan otak lebih besar dan neuron lebih banyak menunjukkan bahwa durasi menguap cenderung lebih lama. Hal ini mengisi beberapa celah ilmu pengetahuan tentang menguap, termasuk mengapa hewan seperti jerapah tidak menguap sama sekali.

Studi ini tentunya membawa pengetahuan baru tentang menguap pada hewan dan memberikan peluang untuk penelitian lebih lanjut di masa depan.

Baca juga: Mengapa Perut Terlihat Lebih Ramping di Pagi Hari?