Kakanwil Kemenkumham Sulteng Kecam Keras Kekerasan Terhadap Anak

waktu baca 2 menit
Foto: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (Kakanwil Kemenkumham Sulteng), Hermansyah Siregar. (Muhammad Aqil Azizi).

Kakanwil Kemenkumham Sulteng Kecam Keras Kekerasan Terhadap Anak

Sulawesitoday – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (Kakanwil Kemenkumham Sulteng), Hermansyah Siregar, mengutuk dengan tegas tindak kekerasan terhadap anak di Indonesia.

Kondemnasi ini disampaikannya setelah menerima informasi viral tentang kasus yang menimpa seorang anak selebgram nasional pada hari Senin (1/4/2024).

Menurut Hermansyah, kekerasan terhadap anak adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang tidak bisa ditoleransi. Ia menegaskan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang rentan dan harus dilindungi oleh semua pihak.

“Kekerasan terhadap anak dapat menyebabkan trauma fisik dan mental yang mendalam bagi korban. Ini bisa menghambat perkembangan anak dan berdampak buruk pada masa depan mereka,” ungkap Hermansyah.

Tindakan Konkret dan Panggilan untuk Bersatu

Hermansyah mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu melawan kekerasan terhadap anak. Ia meminta semua pihak untuk aktif dalam melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan.

“Mari kita ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Jika Anda melihat atau mengetahui kasus kekerasan terhadap anak, laporkan kepada pihak berwenang,” tegasnya.

Komitmen Kemenkumham dan Peran Orang Tua

Kakanwil menyatakan komitmen Kemenkumham untuk memberikan perlindungan hukum bagi anak-anak. Mereka akan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait untuk menangani kasus kekerasan terhadap anak.

“Kami akan memberikan pendampingan hukum bagi korban kekerasan anak dan memastikan para pelaku dihukum secara adil,” jelasnya.

Hermansyah juga mengingatkan para orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak mereka. Dia menekankan pentingnya memberikan kasih sayang dan perhatian, serta membangun komunikasi terbuka dengan anak-anak untuk mendorong mereka berani melaporkan jika mengalami kekerasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *