Pemprov Sulteng Dorong Tenaga Inseminator Tingkatkan Populasi Ternak Sapi

waktu baca 2 menit
Foto: Gubernur Sulteng Rusdy Mastura saat hadiri Bimtek peningkatan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) insan peternakan terutama tenaga inseminator dalam layanan inseminasi buatan (IB) Sapi Donggala. (Aswadin)

Pemprov Sulteng Dorong Tenaga Inseminator Tingkatkan Populasi Ternak Sapi

Sulawesitoday – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menekankan peningkatan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) insan peternakan terutama tenaga inseminator dalam layanan inseminasi buatan (IB) Sapi Donggala.

Gubernur Sulteng Rusdy Mastura menegaskan pentingnya meningkatkan kualitas tenaga inseminator dalam layanan IB untuk mendukung pertumbuhan populasi hewan ternak, khususnya Sapi Donggala.

Dalam bimbingan teknis (bimtek) di Palu, Selasa, ia menyatakan, “Tenaga inseminator merupakan ujung tombak pemerintah untuk meningkatkan populasi hewan ternak sapi dengan kualitas terbaik.”

Program Satu Desa, Satu Inseminator untuk Mendukung Program Populasi Ternak

Gubernur juga menggarisbawahi pentingnya program satu desa, satu inseminator untuk mendukung peningkatan populasi ternak.

Ia menekankan keterlibatan Bhabinkamtibmas sebagai tenaga inseminator dalam program ini guna memperluas jangkauan serta meningkatkan efektivitas program.

Pemerintah Provinsi Sulteng saat ini telah menyiapkan 18 ribu straw atau sperma beku untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas ternak melalui inseminasi buatan.

Hal ini menjadi upaya strategis untuk mencapai target produksi daging sapi sebesar 1 juta ton per tahun di Sulawesi Tengah.

Mendukung Pemenuhan Kebutuhan Daging Sapi Regional

Gubernur berpendapat bahwa peningkatan produksi daging sapi di Sulawesi Tengah akan mendukung pemenuhan kebutuhan daging sapi di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur serta kawasan industri di provinsi ini.

Hal ini sejalan dengan visi Sulawesi Tengah sebagai daerah penyangga IKN.

Kontribusi Program dalam Peningkatan Ketahanan Pangan

Program ini diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam upaya peningkatan ketahanan pangan di Sulawesi Tengah, mendukung pertumbuhan ekonomi peternakan, serta memperkuat posisi wilayah ini dalam mendukung ketahanan pangan regional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *