Pesparawi 2024: Mempererat Persaudaraan Antarumat Beragama di Kota Palu

waktu baca 2 menit
Pesparawi 2024: Mempererat Persaudaraan Antarumat Beragama di Kota Palu

Pesparawi 2024: Mempererat Persaudaraan Antarumat Beragama di Kota Palu

Sulawesitoday – Pesta Seni Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Kota Palu pada tahun 2024 dianggap sebagai momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan antarumat beragama di tengah dinamika dan tantangan kehidupan bersama saat ini.

Wakil Wali Kota Palu, Reny A Lamadjido, dalam sambutannya pada Pembukaan Pesparawi 2024 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menekankan bahwa acara ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat hubungan antarumat beragama.

Menurut Lamadjido, kerja sama lintas agama memiliki peran krusial dalam membangun keharmonisan dan kedamaian di wilayah tersebut.

Pesparawi, yang menjadi ajang unggulan untuk menghargai seni musik rohani, menjadi bukti konkret bahwa dalam keberagaman, umat beragama dapat bersatu dalam kesatuan untuk merayakan keindahan seni musik rohani.

Lamadjido menekankan bahwa musik sebagai bahasa universal memiliki kekuatan luar biasa untuk menyatukan jiwa-jiwa yang berbeda dan menyampaikan pesan-pesan kebaikan serta kasih sayang.

“Dalam Pesparawi ini, mari biarkan suara-suara kita bersatu dalam harmoni, mengalirkan kedamaian, harapan, dan keberkahan bagi seluruh warga Kota Palu,” ujarnya.

Selain itu, Lamadjido juga mengajak seluruh pihak di Kota Palu untuk menjaga semangat kerukunan, toleransi, dan persaudaraan sebagai fondasi yang kokoh dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan bersama.

Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Kota Palu, Presley Tampubolon, menambahkan bahwa Pesparawi 2024 bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai spiritualitas, nilai sosial, kegotongroyongan, dan toleransi antarumat beragama di daerah tersebut. Dengan mengangkat tema

“Sehati sepikirlah untuk kemakmuran kotamu”, Pesparawi menjadi panggilan bagi umat kristiani di Kota Palu untuk membangun persatuan, gotong royong, toleransi, dan kebersamaan dalam berkarya sesuai dengan talenta dan kompetensi masing-masing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *