GIF-banner-2024

Review Film Blue Beetle: Campuran Humor dan Drama yang Memikat

waktu baca 3 menit
Review Film Blue Beetle - Layaknya halilintar yang menyambar malam, "Blue Beetle," sang superhero dari DC Comics, melesat ke layar lebar dengan gemuruh. Namun, di balik gemanya yang megah, film ini menyajikan lebih dari sekadar aksi, ia memaparkan jalinan kisah pemuda bernama Jaime Reyes (Xolo Maridueña) yang tengah memahat takdir sebagai Blue Beetle.

Review Film Blue Beetle – Layaknya halilintar yang menyambar malam, “Blue Beetle,” sang superhero dari DC Comics, melesat ke layar lebar dengan gemuruh. Namun, di balik gemanya yang megah, film ini menyajikan lebih dari sekadar aksi, ia memaparkan jalinan kisah pemuda bernama Jaime Reyes (Xolo Maridueña) yang tengah memahat takdir sebagai Blue Beetle.

Sebagai suatu film DC, “Blue Beetle” hadir dengan keunikan yang menarik. Ia adalah penceritaan yang cocok untuk seluruh keluarga, dengan kehadiran humor yang menghanyutkan dan dramatisasi yang menyejukkan. Dengan anggaran yang mencapai 120 juta dolar atau sekitar 1,8 miliar rupiah, film ini membawa kita dalam perjalanan yang patut ditempuh.

Semua dimulai saat Jaime Reyes, seorang sarjana baru saja kembali ke kampung halamannya. Suasana keluarga diawali dengan berita dari adiknya, Milargo Reyes (Belissa Escobedo), yang dengan penuh keceriaan mengungkapkan bahwa keluarga mereka mengalami kebangkrutan. Perjuangan kakak-adik ini membuka jalan pada sebuah resor mewah, tempat takdir Jaime bergulir.

Lewat humor yang merayap perlahan, film ini merentangkan candaan yang melekat pada kehidupan keluarga. Tidak ketinggalan juga nuansa Latin yang melengkapi karakter keluarga Reyes. Seperti bunga mawar yang mekar di padang pasir, nostalgia telenovela Marimar yang menyita hati di era 90-an muncul dengan gemilang dalam “Blue Beetle.” Lalu, di antara semua lapisan kisah ini, tampil aksi gemilang dari nenek Jaime Reyes yang membelai penonton dengan kepiawaian aksinya.

Namun, di tengah-tengah rerumputan tawa dan gemerlap aksi, terhampar alur yang menggemakan kebaikan melawan kejahatan, sebuah alur yang telah menjadi ciri khas film-film superhero. Namun, dalam perjalanan inilah “Blue Beetle” kadang terjebak dalam belitan drama yang terasa berlebihan. Sentuhan efek slow motion yang digunakan saat Jaime Reyes kembali mendapatkan kekuatannya menjadi seperti pemanis berlebih di atas kue.

Pertanyaan muncul: di mana letak sisi kelam yang kerap menjadi ciri khas DC? Kendati tipis, tetesan kegelapan ini masih mencuri perhatian, seakan mengingatkan kita pada karakter-karakter seperti Batman atau Joker. Tetapi, jauh dari dunia kelam itu, film ini berpijak kuat pada hiburan yang meriah, seperti yang pernah kita saksikan pada “Shazam!”

Jika anda ingin mengintip lebih dalam, film “Blue Beetle” telah tiba di bioskop-bioskop terdekat. Pastikan Anda bertahan hingga akhir, karena ada dua adegan tambahan yang siap membelai rasa penasaran Anda.

Baca juga: Sinopsis Film Korea Soulmate: Kisah Persahabatan yang Menggetarkan Hati

Review Film Blue Beetle - Layaknya halilintar yang menyambar malam, "Blue Beetle," sang superhero dari DC Comics, melesat ke layar lebar dengan gemuruh. Namun, di balik gemanya yang megah, film ini menyajikan lebih dari sekadar aksi, ia memaparkan jalinan kisah pemuda bernama Jaime Reyes (Xolo Maridueña) yang tengah memahat takdir sebagai Blue Beetle.
Review Film Blue Beetle – Layaknya halilintar yang menyambar malam, “Blue Beetle,” sang superhero dari DC Comics, melesat ke layar lebar dengan gemuruh. Namun, di balik gemanya yang megah, film ini menyajikan lebih dari sekadar aksi, ia memaparkan jalinan kisah pemuda bernama Jaime Reyes (Xolo Maridueña) yang tengah memahat takdir sebagai Blue Beetle.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *