Tabir surya: Tradisi lindungi kulit manusia sejak ribuan tahun lalu

waktu baca 2 menit
Tabir surya: Tradisi lindungi kulit manusia sejak ribuan tahun laluSebuah laporan terkini mengungkapkan bahwa penggunaan tabir surya bukanlah inovasi baru, melainkan warisan leluhur manusia yang sudah berlangsung ribuan tahun lalu.

Tabir surya: Tradisi lindungi kulit manusia sejak ribuan tahun lalu

Sebuah laporan terkini mengungkapkan bahwa penggunaan tabir surya bukanlah inovasi baru, melainkan warisan leluhur manusia yang sudah berlangsung ribuan tahun lalu.

Ditemukan, manusia kuno telah menggunakan berbagai metode dan bahan alami untuk melindungi kulit mereka dari bahaya sinar matahari.

Peradaban Mesir kuno, yang mencatat sejak 3100 hingga 300 tahun sebelum masehi, telah menjadi saksi awal penggunaan tabir surya.

Campuran dedak padi, melati, dan lupin ditemukan sebagai solusi efektif untuk melawan efek tanning atau pembakaran sinar matahari pada kulit, serta mempertahankan kecerahan kulit.

Studi terbaru bahkan menunjukkan dedak padi mampu menyerap sinar UV, melati membantu perbaikan DNA, dan lupin dapat mencerahkan kulit.

Orang-orang kuno Yunani, sekitar era 800 hingga 500 tahun sebelum masehi, mengandalkan minyak zaitun sebagai tabir surya dan kosmetik perawatan setelah kulit terpapar matahari.

Pengujian modern memverifikasi minyak zaitun memiliki kemampuan perlindungan dengan angka faktor (SPF) sebesar 8.

Di India, sejak 500 tahun sebelum masehi, mineral seng oksida telah digunakan sebagai tabir surya pada perawatan luka terbuka.

Mineral ini ternyata mampu melindungi kulit dari rasa terbakar akibat paparan sinar matahari.

Pada era 700 tahun setelah masehi, perempuan Jepang mengandalkan bedak berbasis merkuri dan timbal untuk mendapatkan kulit wajah putih dan terlindungi dari sinar matahari, seperti yang dilaporkan dalam Baylor University Medical Center Proceedings tahun 2022.

Sementara beberapa masyarakat Eropa dan Timur Tengah pada masa lalu menggunakan kain berwarna gelap sebagai pelindung kulit dari paparan matahari, baru pada tahun 1891 tabir surya pertama yang diformulasikan secara khusus dibuat.

Salep tabir surya ini terbuat dari kina dan diproduksi oleh ilmuwan Jerman, Dr. Hammer of Stuttgart.

Dengan temuan ini, terbukti kebutuhan untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari telah menjadi perhatian manusia sejak zaman kuno.

Inovasi modern dalam formula tabir surya mungkin terus berkembang, namun akar tradisi ini terus hidup sebagai bagian dari warisan manusia dalam menjaga kesehatan kulit mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *