Penerapan Biosekuriti dalam Pencegahan Penularan Virus ASF pada Ternak Babi di Sulawesi Tengah

waktu baca 3 menit
Penerapan Biosekuriti dalam Pencegahan Penularan Virus ASF pada Ternak Babi di Sulawesi Tengah - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendorong para peternak untuk memperketat penerapan biosekuriti dalam menjaga higienitas kandang babi untuk mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika di wilayah tersebut.

Penerapan Biosekuriti dalam Pencegahan Penularan Virus ASF pada Ternak Babi di Sulawesi Tengah – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendorong para peternak untuk memperketat penerapan biosekuriti dalam menjaga higienitas kandang babi untuk mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sulteng, Dandy Alfita, menegaskan pentingnya langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan para peternak.

Langkah Pencegahan yang Disarankan

  1. Memisahkan Ternak yang Sakit.

Para peternak diharuskan segera memisahkan ternak yang sakit dalam kandang untuk menekan penularan virus ASF, mengingat tingkat kematian ternak babi akibat ASF dapat mencapai 100 persen. Para peternak perlu memperhatikan gejala babi yang sakit dan segera memisahkan dari ternak yang masih sehat.

  1. Meningkatkan Kebersihan Kandang.

Meningkatkan kebersihan kandang masih menjadi hal penting untuk menghindari penyebaran virus ASF pada babi. Para peternak harus memperhatikan kebersihan kandang dengan meningkatnya kasus demam babi Afrika saat ini. Mereka harus secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang-kandang babi yang ada sehingga kondisi kandang tetap bersih dan terjaga kesehatan ternak.

  1. Memberikan Vitamin Rutin.

Para peternak harus memberikan vitamin rutin kepada hewan ternak yang masih sehat sebagai langkah pencegahan tambahan. Dalam periode tertentu, para peternak perlu menjaga kebugaran babi dengan memberikan makanan dan vitamin yang cukup.

  1. Distribusi Serum Konvalens ASF. Pihak Pemerintah Provinsi telah mendistribusikan 2.000 serum konvalens ASF atau ScoVet ASF yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Bantuan serum ini diharapkan dapat membantu menekan penularan virus di wilayah tersebut.

Tantangan dalam Pencegahan Penularan ASF

  1. Keterbatasan Jumlah Serum ASF.

Keterbatasan serum ASF menyebabkan belum semua permintaan peternak di Sulawesi Tengah dapat terpenuhi. Hal ini dikarenakan serum ASF didistribusikan secara merata ke setiap kabupaten yang terdampak kasus ASF, dan yang berpotensi terjadi penularan, sementara kasus ASF di Sulteng diperkirakan sudah mencapai belasan ribu kasus.
Para peternak yang ingin membeli serum ASF secara mandiri diarahkan untuk membelinya di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma).

  1. Jumlah Kasus ASF di Sulawesi Tengah

Data sementara Dinas Peternakan Sulteng mencatat jumlah kasus ASF yang tinggi, termasuk jumlah ternak babi yang mati dan sakit di beberapa kabupaten.  Hingga saat ini, terdapat sebanyak 432 ternak babi mati di Kabupaten Sigi, 39 ternak mati di Kabupaten Morowali, 1.528 ternak babi mati, 11.462 ternak babi sakit, dan 16.576 dipotong paksa atau dijual di Kabupaten Parigi Moutong, sementara itu 2.971 ternak babi mati di Kabupaten Poso.

Dampak ASF pada Peternak

Kerugian Peternak

Salah satu peternak di Kabupaten Sigi mengalami kerugian akibat virus ASF yang menyerang ternak babinya. Kehilangan ternak dan kesulitan mendapatkan serum menjadi tantangan yang dihadapi peternak.

Para peternak harus senantiasa memperhatikan kesehatan dan kebersihan babinya untuk menghindari terjadinya kematian dan kerugian finansial.

Kesimpulannya, penerapan biosekuriti dan langkah-langkah pencegahan lainnya menjadi kunci dalam mencegah penularan ASF di Sulawesi Tengah.

Kerjasama antara peternak, pemerintah, dan pihak terkait lainnya penting untuk mengatasi permasalahan ASF dan menjaga keberlangsungan sektor peternakan di wilayah tersebut.

Baca juga: Urgensi Pengurusan Perizinan Badan Hukum Pengusaha Angkutan Barang di Sulawesi Tengah

Penerapan Biosekuriti dalam Pencegahan Penularan Virus ASF pada Ternak Babi di Sulawesi Tengah - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendorong para peternak untuk memperketat penerapan biosekuriti dalam menjaga higienitas kandang babi untuk mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika di wilayah tersebut.
Penerapan Biosekuriti dalam Pencegahan Penularan Virus ASF pada Ternak Babi di Sulawesi Tengah – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendorong para peternak untuk memperketat penerapan biosekuriti dalam menjaga higienitas kandang babi untuk mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika di wilayah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *