Pakai Alumunium Foil untuk Memasak, Apakah Berbahaya?

Perbesar

Apakah Berbahaya Pakai Alumunium Foil untuk Memasak – Kertas timah atau yang sering dikenal dengan sebutan alumunium foil merupakan bahan yang sering digunakan dalam proses memasak. Namun, belakangan ini beberapa pihak mulai mengajukan pertanyaan mengenai apakah penggunaan alumunium foil dalam memasak aman atau justru berisiko bagi kesehatan.

Dilansir dari IFL Science pada Senin 3 Juli 2023, alumunium foil adalah lembaran logam alumunium yang mengkilap dan tipis seperti kertas. Bahan ini diproduksi secara massal melalui proses menggulung lempengan logam besar hingga mencapai ketebalan sekitar 0,2 mm.

Selain digunakan dalam dunia masak-memasak, alumunium foil juga memiliki berbagai kegunaan di luar dapur, seperti dalam industri kemasan, insulasi, dan transportasi. Sebenarnya, alumunium hadir hampir di mana-mana. Secara alamiah, alumunium merupakan unsur paling melimpah ketiga di kerak bumi.

Dalam keadaan alaminya, alumunium biasanya terikat dengan unsur lain seperti fosfat dan sulfat, sehingga tidak hanya terdapat dalam kemasan makanan, nampan kue, dan kosmetik, tetapi juga ada di dalam tanah, air minum, dan makanan yang kita konsumsi.

Tidak hanya dalam makanan, aditif makanan seperti pengawet, pewarna, dan pengental buatan juga mengandung aluminium, dan kadang-kadang dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan alternatif buatan.

Namun, perlu diingat bahwa hanya sebagian kecil dari aluminium yang dikonsumsi yang benar-benar akan diserap oleh tubuh, sementara sisanya akan dikeluarkan melalui feses atau urin.

Terkait dengan manfaat dan risiko penggunaan alumunium foil dalam memasak, aluminium dapat menjadi berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan adanya kaitan antara aluminium dengan penyakit Alzheimer dan ada juga spekulasi bahwa logam ini dapat terkait dengan kanker.

Namun demikian, seperti halnya dengan logam lainnya, penting untuk membatasi jumlah aluminium yang kita konsumsi, meskipun sangat sulit untuk menghindarinya sepenuhnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa, toleransi kadar aluminium yang rendah dalam tubuh kita dapat diterima, yakni sekitar 2 miligram per kilogram berat badan per minggu.

Meskipun begitu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa aluminium yang terkandung dalam peralatan masak dan foil, termasuk alumunium foil, dapat larut ke dalam makanan.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu memasak, tingkat keasaman makanan, serta keberadaan bahan lain seperti rempah-rempah dan garam. Sebagai contoh, sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2006 menemukan bahwa jumlah aluminium dalam daging merah panggang yang dibungkus dengan alumunium foil dapat meningkat sebanyak 89 persen hingga 378 persen.

Meskipun hasil ini mungkin terdengar mengejutkan, hingga saat ini belum ada bukti kuat yang menghubungkan konsumsi aluminium melalui alumunium foil dengan peningkatan risiko kesehatan.

Bagi mereka yang masih meragukan penggunaan alumunium foil dalam memasak, langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko meliputi menghindari memasak menggunakan alumunium foil pada suhu tinggi, menggunakan foil dalam jumlah yang lebih sedikit, menghindari peralatan masak berlapis alumunium, dan menghindari mencampurkan alumunium foil dengan makanan yang bersifat asam.

Selain itu, untuk mengurangi konsumsi aluminium secara keseluruhan, disarankan untuk lebih fokus pada konsumsi makanan rumahan daripada makanan olahan komersial.

Baca juga: Jumlah Spesies Vertebrata Dikonsumsi Manusia, Ada Berapa Banyak?